Gunung Mahameru merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa,
Indonesia. Gunung Mahameru mempunyai ketinggian setinggi 3,676 meter.
Gunung Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di pulau Jawa dan gunung
berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.676m dari
permukaan laut dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif.
Gunung Mahameru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Namun
sebenarnya masih ada gunung lain yang bernama Gunung Semeru, yang berada
di timur pulau jawa didekat gunung Argopuro. Mahameru merupakan gunung
yang tertinggi di Pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di
Indonesia dengan ketinggian 3676m dpl dan merupakan salah satu gunung
berapi yang paling aktif. Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya
mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir.
Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten
Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′
BT.
Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna,
tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas
dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian
nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah
kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan
aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.
Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi
telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas
material vulkanik yang dikeluarkan meliputi: – Letusan abu, lava blok
tua dan bom lava muda – Material lahar vulkanik bercampur dengan air
hujan atau air sungai. – Letusan bagian kerucut yang menyebabkan
longsoran. – Pertunbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa
kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute
perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru
mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c – 8°c
pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c
– 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil
yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau
sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan
semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya
angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli
geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren,
selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda
dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo.
Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945
umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu
Kumbolo seperti sekarang ini.
taken from Wikipedia Indonesia.
Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo…
Menatap jalan setapak
Bertanya – tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa
Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa…
taken from Format Masa Depan by Dewa 19
No comments:
Post a Comment